FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA TERNAK DALAM RANTAI PASOK SAPI POTONG (STUDI KASUS : SENTRA PETERNAKAN RAKYAT KECAMATAN SIDOMULYO KABUPATEN LAMPUNG SELATAN) (TA 16.16.21.96)

Arifin, Bustanul and Ariffien, Afferdhy and Siswanto, Budi Nur (2020) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA TERNAK DALAM RANTAI PASOK SAPI POTONG (STUDI KASUS : SENTRA PETERNAKAN RAKYAT KECAMATAN SIDOMULYO KABUPATEN LAMPUNG SELATAN) (TA 16.16.21.96). Diploma thesis, STIMLOG INDONESIA.

[img] Text
BAB 1.pdf

Download (709kB)

Abstract

vi STIMLOG Indonesia ABSTRAK Tugas Akhir ini membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi harga ternak dalam rantai pasok sapi potong serta kaitannya terhadap kelayakan usaha pada sentra peternakan rakyat di Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan. Adanya produk daging impor mengakibatkan produk daging lokal menjadi kalah saing terutama dari segi harga. Harga daging sapi lokal masih lebih mahal yakni dijual kepada konsumen dengan kisaran harga Rp 112.750/Kg – Rp 121.750/Kg (PHIPS Nasional 2020), sedangkan daging impor dijual dengan harga Rp 80.000/Kg (Permendag No.96 Tahun 2018). Kemudian dengan beroperasinya perusahaan feedlot skala besar menyebabkan turunnya jumlah pengusaha ternak sapi di Kecamatan Sidomulyo dalam beberapa tahun terkahir. Penurunan tersebut ditandai dengan mengurangnya populasi ternak dari sekitar 11.000 ekor menjadi 3.200 ekor dalam kurun waktu 2015 – 2020 (BPS Kabupaten Lampung Selatan). Dengan demikian keberlangsungan dan kelayakan usaha peternakan rakyat perlu dipertanyakan kembali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi harga ternak sapi pada tingkat peternak serta bagaimana keberlangsungan usaha peternakan rakyat dengan munculnya perusahaan feedlot skala besar, apakah masih menguntungkan atau tidak. Hasbi Munarka dkk (2015), Helmi Hasyifuddin (2018), Supply Chain Indonesia (2015), serta Ricky S. Otampi dkk (2017) menyatakan dalam penelitian sebelumnya bahwa harga daging sapi, jenis sapi, transportasi, pakan, serta waktu pemeliharaan merupakan faktor yang mempengaruhi harga ternak. Sehingga faktor-faktor tersebut yang akan digunakan dan diteliti dalam peneltian ini. Untuk melihat pengaruh serta hubungan dari keseluruhan faktor terhadap harga ternak dan mengetahui kelayakan usaha peternakan tesebut, penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda serta melakukan analisis kelayakan usaha dari aspek finansial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh faktor yang ada memiliki hubungan yang kuat dan memberi pengaruh positif terhadap harga ternak sapi potong. Harga daging sapi merupakan faktor dominan dalam memberi pengaruh, sedangkan transportasi merupakan faktor terkecil dalam memberi pegaruh. Usaha peternakan rakyat dengan kepemilikan 3 dan 4 ekor dinyatakan tidak layak untuk dijalankan. Sedangkan usaha peternakan dengan kepemilikan 5 dan 6 ekor dinyatakan layak untuk dijalankan. Usaha ternak dengan kepemilikan 3 ekor didapat BEP yakni 3 ekor dan Rp 52.958.635, NPV sebesar -Rp 31.913.759, IRR sebesar 0,9%, BCR sebesar 1,04 serta Payback period selama 9,5 tahun. Usaha ternak dengan kepemilikan 4 ekor didapat BEP yakni 4 ekor dan Rp 68.651.018, NPV sebesar -Rp 15.507.533, IRR sebesar 2,1%, BCR sebesar 1,07 serta Payback period selama 5,6 tahun. Usaha ternak dengan kepemilikan 5 ekor didapat BEP yakni 5 ekor dan Rp 84.442.736, NPV sebesar Rp 898.693, IRR sebesar 4,4%, BCR sebesar 1,08 serta Payback period selama 4,4 tahun. Usaha ternak dengan kepemilikan 6 ekor didapat BEP yakni 6 ekor dan Rp 100.183.830, NPV sebesar Rp 17.304.919, IRR sebesar 9,5%, BCR sebesar 1,09 serta Payback period selama 3,8 tahun. Kata kunci: Sapi Potong, Peternakan Rakyat, Regresi Liner Berganda, Kelayakan Usaha. vii STIMLOG Indonesia ABSTRACK This final project discusses factors that influence the price of livestock in the supply chain of beef cattle and the relation to the feasibility of a smallholder livestock in Sidomulyo District, South Lampung. The existence of imported meat products results in local meat products becoming less competitive, especially in terms of price. The price of local beef is still more expensive, which is sold to consumers at a price range of Rp. 112,750 /Kg - Rp. 121,750 Kg (PHIPS Nasional, 2020), while the price of imported beef is sold at Rp. 80,000 / Kg (Permendag No.96 Tahun 2018). Then with the operation of large-scale feedlot companies, the number of cattle entrepreneurs in Sidomulyo District has decreased in the last few years. This decline was marked by the reduction of the livestock population from around 11,000 heads to 3,200 head in the period 2015 - 2020 (BPS Kabupaten Lampung Selatan). Thus the sustainability and feasibility of the people's livestock business needs to be confirmed. The purpose of this study was to determine what factors influence the price of cattle at the farmer level and how the sustainability of the people's livestock business with the emergence of large-scale feedlot companies, is it still profitable or not. Hasbi Munarka et al (2015), Helmi Hasyifuddin (2018), Supply Chain Indonesia (2015), and Ricky S. Otampi et al (2017) stated in previous research that that beef prices, types of cattle, transportation, feed, and breeding time are factors that influence price of livestock So that these factors will be used and examined in this research. To see the effect and relationship of all factors on the price of livestock and to determine the feasibility of the farm business, this study used multiple linear regression analysis and conducted a business feasibility analysis from a financial aspect. Based on the research that has been done, it is known that all existing factors have a strong relationship and have a positive influence on the price of beef cattle. The price of beef is the dominant factor in giving effect, while transportation is the smallest factor in giving an influence. Smallholder livestock businesses with ownership of 3 and 4 heads are declared unfit to run. Meanwhile, the livestock business with ownership of 5 and 6 heads was declared feasible to run. The livestock business with ownership of 3 cows was obtained by BEP, namely 3 heads and IDR 52,958,635, NPV of -IDR 31,913,759, IRR of 0.9%, BCR of 1.04 and Payback period of 9.5 years. The livestock business with ownership of 4 heads was obtained by BEP, namely 4 heads and IDR 68,651,018, NPV of -IDR 15,507,533, IRR of 2.1%, BCR of 1.07 and Payback period of 5.6 years. The livestock business with ownership of 5 heads was obtained by BEP, namely 5 heads and IDR 84,442,736, NPV of IDR 898,693, IRR of 4.4%, BCR of 1.08 and Payback period of 4.4 years. The livestock business with ownership of 6 cows was obtained by BEP, namely 6 heads and IDR 100,183,830, NPV of IDR 17,304,919, IRR of 9.5%, BCR of 1.09 and Payback period of 3.8 years. Keywords: Beef Cattle, Smallholder Livestock, Multiple Liner Regression, Business Feasibility.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor
H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management
Depositing User: Unnamed user with email [email protected]
Date Deposited: 01 Mar 2022 04:26
Last Modified: 01 Mar 2022 04:26
URI: http://eprint.ulbi.ac.id/id/eprint/130

Actions (login required)

View Item View Item