Penentuan Tarif Angkutan Umum Berdasarkan Ability To Pay (ATP), Willingness To Pay (WTP), dan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) (Studi Kasus PO. Widia Rute Rajagaluh – Cikarang) (TA 13.14.18.12)

PUTRI MAHARANI, SYIFA and Syafrianita, ST.,M.T. and Widya Purnama, Anggi (2017) Penentuan Tarif Angkutan Umum Berdasarkan Ability To Pay (ATP), Willingness To Pay (WTP), dan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) (Studi Kasus PO. Widia Rute Rajagaluh – Cikarang) (TA 13.14.18.12). Masters thesis, STIMLOG INDONESIA.

[img] Text
BAB I.pdf

Download (171kB)

Abstract

ABSTRAK Angkutan umum sebagai bagian dari sistem transportasi masyarakat merupakan salah satu kebutuhan transportasi pokok masyarakat, tetapi bila tidak ditangani dengan baik maka akan menjadi masalah bagi penyedia dan pengguna jasa angkutan umum. PO. Widia adalah perusahaan otobus antarkota yang melayani rute Rajagaluh – Cikarang. Dengan adanya Tol Cikopo – Palimanan, untuk menuju Cikarang dari Rajagaluh dapat dilalui dengan tol tersebut dengan waktu tempuh yang lebih cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tarif ideal bus PO. Widia rute Rajagaluh – Cikarang melalui Tol Cikopo – Palimanan. Metode yang digunakan berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP). Biaya Operasional kendaraan adalah besaran pengorbanan yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu satuan unit produksi jasa angkutan, ability to pay (ATP) adalah kemampuan seseorang untuk membayar jasa angkutan yang diterimanya berdasarkan penghasilan yang dianggap ideal, dan willingness to pay (WTP) adalah kesediaan pengguna untuk mengeluarkan imbalan atas jasa yang diperolehnya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada pengguna angkutan umum bus PO. Widia dan dengan wawancara pihak PO.widia. Tarif berdasarkan perhitungan BOK adalah Rp. 25.593,5, nilai rata – rata berdasarkan perhitungan ATP adalah Rp. 39.050, dan nilai rata – rata berdasarkan perhitungan WTP adalah Rp. 32.850. Alternatif tarif yang ditetapkan berdasarkan BOK, ATP, dan WTP, yaitu Rp. 32.850 sesuai dengan nilai WTP, dan karena WTP lebih kecil dari ATP, maka tarif dapat dinaikkan dengan diikuti perbaikan tingkat pelayanan. Tarif maksimum yang dapat diterapkan adalah sebesar nilai ATP yaitu Rp. 39.050. Kata kunci : BOK, Ability To Pay, Willingess To Pay, Tarif PENDAHULUAN Kebutuhan hidup manusia yang tidak terbatas dan selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu mengakibatkan meningkatnya aktifitas manusia seperti sekolah, bekerja, berobat, berekreasi, dan sebagainya yang menuntut penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai. Salah satu sarana transportasi yang dapat diharapkan menanggulangi peningkatan aktifitas - aktifitas masyarakat adalah angkutan umum. Agar seluruh wilayah kota maupun kabupaten terlayani maka ditentukan trayek-trayek angkutan umum. PO. Widia merupakan perusahaan bus antarkota yang melayani masyarakat daerah kabupaten Majalengka khususnya trayek Rajagaluh – Cikarang. Bus Widia biasanya menggunakan jalur Non-Tol. Pada pertengahan tahun 2015 jalan menuju Cikarang dapat melalui jalur Tol Cikopo – Palimanan. Dengan adanya Tol Cikopo – Palimanan, untuk menuju Cikarang dari Rajagaluh dapat dilalui dengan tol tersebut dengan waktu tempuh yang lebih cepat. Dalam penelitian ini, penulis akan menghitung tarif angkutan umum Bus Widia dengan rute Rajagaluh – Cikarang melalui Tol Cikopo – Palimanan berdasarkan biaya operasional kendaraan (BOK) serta kemampuan (Ability To Pay) dan kemauan (Willingness To Pay) pengguna angkutan umum. Manfaat dilakukannya penelitian sebagai upaya membantu perusahaan dalam menentukan tarif bus dengan rute Rajagaluh – Cikarang melalui Tol Cikopo – Palimanan berdasarkan biaya operasional kendaraan 2 Penentuan Tarif Angkutan Umum Berdasarkan Ability To Pay (ATP), Willingness To Pay (WTP), dan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) (Studi Kasus PO. Widia Rute Rajagaluh – Cikarang) Syifa Putri Maharani, Syafrianita, S.T., M.T., Anggy Widya Purnama, S.T., M.T. (BOK) serta kemampuan (Ability To Pay) dan kemauan (Willingness To Pay) pengguna angkutan umum. sehingga dapat menjadi pertimbangan untuk dapat melalui rute baru (Tol Cikopo – Palimanan). TRANSPORTASI Menurut Miro (2005) transportasi dapat diartikan usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, di mana di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu. Sedangkan menurut Nasution (2008) adalah sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. ANGKUTAN UMUM PENUMPANG Angkutan umum adalah angkutan setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk digunakan oleh umum dengan dipungut bayaran. Kendaraan umum dapat berupa mobil penumpang, bus kecil, sedang, dan bus besar. (Munawar, Ahmad 2005). Tujuan utama dari keberadaan angkutan umum penumpang adalah menyelenggarakan angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat. Ukuran pelayanan yang baik adalah pelayanan yang aman, cepat, murah, dan nyaman. (Warpani: 1990 hal 170). TARIF ANGKUTAN UMUM Menurut Departemen Perhubungan 2002, tarif adalah besarnya biaya yang dikenakan pada setiap penumpang kendaraan angkutan umum yang dinyatakan dalam rupiah. Penetapan tarif dimaksudkan untuk mendorong terciptanya penggunaan prasarana dan sarana pengangkutan secara optimum dengan mempertimbangkan lintasan yang bersangkutan. BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN Biaya pokok atau biaya produksi atau operasional adalah besaran pengorbanan yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu satuan unit produksi jasa angkutan. Biaya Operasional Kendaraan (BOK) bergantung dari jumlah dan tipe kendaraan yang memakai jalan yang dinilai, termasuk maksud dan tujuan dari perjalanan itu (trip classification). Tjokroadiredjo (1997). Menurut Keputusan Direktorat Jendral Perhubungan Darat Nomor SK. 678/Aj. 206/DRJD/2002, komponen biaya operasional kendaraan ada 2 (dua), yaitu Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung. Tarif Angkutan Umum Menurut Keputusan Direktorat jenderal Perhubungan darat Nomor SK.687/aj.206/DRJD/2002 rumusnya adalah : Tarif = tarif pokok x jarak rata-rata. Tarif pokok = Total biaya pokok = total biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu satuan unit produksi jasa angkutan. Km yang ditempuh / tahun = jarak trayek x jumlah perjalanan satu hari x jumlah hari operasi dalam satu bulan x jumlah bulan dalam satu tahun. Daya Beli Penumpang (Ability To Pay dan Willingness To Pay) Ability To Pay (ATP) Adalah kemampuan seseorang untuk membayar jasa angkutan yang diterimanya berdasarkan penghasilan yang dianggap ideal. Pendekatan yang digunakan dalam analisis ATP didasarkan pada alokasi biaya untuk transportasi dan intensitas perjalanan pengguna. Besar ATP adalah rasio anggaran untuk untuk transportasi dengan intensitas perjalanan. Besaran ini menunjukkan kemampuan masyarakat dalam membayar ongkos perjalanan yang dilakukannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi ATP adalah : 1. Penghasilan keluarga per bulan 2. Alokasi biaya transportasi 3. Intensitas perjalanan 4. Jumlah anggota keluarga. Rumus ATP = lt.pp.pt/Tt Dimana: It = Total pendapatan keluarga per bulan (Rp/Kel/Bulan) Pp = Persentase pendapatan untuk transportasi per bulan dari total Pendapatan keluarga Pt = Persentase untuk angkutan dari Pendapatan transportasi keluarga per bulan Tt = Total panjang perjalanan keluarga per bulan per trip (trip/kel/bulan). Willingness To Pay (WTP) adalah kesediaan pengguna untuk mengeluarkan imbalan atas jasa yang diperolehnya. Pendekatan yang digunakan dalam analisis WTP didasarkan pada persepsi pengguna terhadap tarif dari jasa pelayanan angkutan umum tersebut. Dalam permasalahan

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: H Social Sciences > HE Transportation and Communications
Depositing User: Unnamed user with email [email protected]
Date Deposited: 02 Jun 2022 06:32
Last Modified: 02 Jun 2022 06:32
URI: http://eprint.ulbi.ac.id/id/eprint/852

Actions (login required)

View Item View Item