ANALISIS FAKTOR PENGHAMBAT PARTISIPASI PETANI UNTUK BERALIH DARI PERTANIAN KONVENSIONAL KE PERTANIAN ORGANIK (TA.16.20.24.29)

Pitri Yanti, Pipit and Adriant,, Irayanti and Kumala, Nurlaela (2024) ANALISIS FAKTOR PENGHAMBAT PARTISIPASI PETANI UNTUK BERALIH DARI PERTANIAN KONVENSIONAL KE PERTANIAN ORGANIK (TA.16.20.24.29). Masters thesis, Universitas Logistik Dan Bisnis Internasional.

Full text not available from this repository.

Abstract

ANALISIS FAKTOR PENGHAMBAT PARTISIPASI PETANI UNTUK BERALIH DARI PERTANIAN KONVENSIONAL KE PERTANIAN ORGANIK Pipit Pitri Yanti Program Studi S-1 Manajemen Logistik, Fakultas Logistik, Teknologi dan Bisnis, Universitas Logistik dan Bisnis Internasional ABSTRAK Rantai pasok pertanian menekankan pada manajemen rantai pasok dari produksi hingga pemasaran produk pertanian. Pertanian di Indonesia masih didominasi dengan pertanian konvensional. Prediksi mengenai keadaan bumi Indonesia apabila terus mengandalkan pertanian konvensional terus menerus dapat menimbulkan dampak negatif, seperti degradasi tanah, hilangnya kesuburan, dan erosi.Untuk menciptakan pertanian yang berkelanjutan dan ketahanan pangan sehingga menghasilkan pemasok bahan pokok yang baik harus dilakukan peralihan dari pertanian konvensional ke pertanian organik. Peralihan ke pertanian organik diharapkan meningkatkan keberlanjutan rantai pasok, mendukung ketahanan pangan, dan menciptakan pertanian berkelanjutan. Dalam konteks global, permintaan beras organik Indonesia meningkat, hal tersebut didorong oleh kesadaran konsumen akan makanan bergizi. Sementara ekspor beras organik Indonesia telah meningkat, sektor pertanian tetap menjadi lapangan kerja utama di Indonesia, memberikan peluang untuk beralih ke pertanian organik. Kurangnya kapabilitas dan perubahan mindset petani menjadi hambatan utama. Penelitian ini menggunakan metode Interpretative Structure Modeling (ISM) dengan bantuan software Eximpro. Fokus penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor hambatan utama peralihan dari pertanian konvensional ke pertanian organik. Data diperoleh melalui wawancara dengan petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani Taruna Sakti, Simpatik, dan Sugih Mukti, menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa "kurangnya kesadaran" petani menjadi faktor utama yang mempengaruhi peralihan ke pertanian organik. Kurangnya pemahaman petani mengenai praktik beras organik berdampak pada kesulitan mendapatkan pupuk organik dan menghasilkan kualitas produk yang optimal. Hal ini menjadi hambatan dalam proses sertifikasi karena masih terdapat zat kimia dalam produk organik. Ketidakpastian pasar dan harga jual yang belum optimal juga menjadi beban tambahan. Biaya upah petani yang rendah menjadi hambatan serius, serta minimnya dukungan pemerintah, terutama bagi petani kecil, membuat mereka merasa kurang didukung dalam beralih ke pertanian organik. Kata Kunci: Keberlanjutan Rantai Pasok Pertanian, Keberlanjutan Pertanian, Beras Organik. ix Universitas Logistik dan Bisnis Internasional BARRIERS ANALYSIS OF FACTOR PARTICIPATION ON ORGANIC FARMING IMPLEMENTATION Pipit Pitri Yanti Logistics Management Department, Faculty of Logistics, Technology and Business, Universitas Logistik dan Bisnis Internasional ABSTRACT Agricultural supply chains emphasize supply chain management from production to marketing of agricultural products. Agriculture in Indonesia is still dominated by conventional agriculture. Predictions about the state of the earth in Indonesia if we continue to rely on conventional agriculture can continue to have negative impacts, such as soil degradation, loss of fertility, and erosion. To create sustainable agriculture and food security so as to produce good suppliers of staples, a shift must be made from conventional farming to organik farming. The shift to organik agriculture is expected to improve supply chain sustainability, support food security, and create sustainable agriculture. In the global context, Indonesia's demand for organik rice is increasing, driven by consumer awareness of nutritious food. While Indonesia's organik rice exports have increased, the agricultural sector remains a major employment source in Indonesia, providing opportunities to switch to organik farming. Although the export potential of organik rice is considerable, challenges arise, especially in developing countries. Lack of capability and changes in farmers' mindsets are the main obstacles. This research uses the Interpretative Structure Modeling (ISM) method with the help of Eximpro software. The focus of this study is to identify the main obstacles to the transition from conventional farming to organik farming. Data was obtained through interviews with farmers who are members of the Association of Taruna Sakti, Simpatik, and Sugih Mukti Farmer Groups, using purposive sampling techniques. The results showed that farmers' "lack of awareness" was the main factor influencing the switch to organik farming. The lack of understanding of farmers about organik rice practices has an impact on the difficulty of obtaining organik fertilizer and producing optimal product quality. This is an obstacle in the certification process because there are still chemicals in organik products. Market uncertainty and suboptimal selling prices are also additional burdens. The transition process requires large amounts of capital and has the potential to cause initial financial losses. The low cost of farmers' wages is a serious obstacle, and the lack of government support, especially for smallholders, makes them feel less supported in switching to organik farming. Keywords: Sustainable agriculture supply chain, Sustainable farming, Organik rice.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD61 Risk Management
Depositing User: Unnamed user with email [email protected]
Date Deposited: 17 Jul 2024 08:58
Last Modified: 18 Jul 2024 07:33
URI: http://eprint.ulbi.ac.id/id/eprint/2340

Actions (login required)

View Item View Item