LAPORAN KERJA PRAKTIK PENENTUAN BATAS BAWAH SERTA PRESENTASE PERSEDIAAN BAHAN BAKU (Studi Kasus : Raw Material, logistic departmen) 25 JUNI 2018 s.d 25 JULI 2018 ( KP.16.11.50.87 )

NUR IKHSAN, RIDHO and Nur Siswanto, Budi and Yusuf, Acep (2018) LAPORAN KERJA PRAKTIK PENENTUAN BATAS BAWAH SERTA PRESENTASE PERSEDIAAN BAHAN BAKU (Studi Kasus : Raw Material, logistic departmen) 25 JUNI 2018 s.d 25 JULI 2018 ( KP.16.11.50.87 ). [Experiment]

[img] Text
BAB I.pdf

Download (332kB)

Abstract

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka diperoleh beberapa kesimpulan di dalam penelitian ini yaitu: 1. Dari penelitian yang dilakukan maka dalam penentuan batas bawah persediaan bahan baku pulp menggunakan metode yang diterapkan diperusahaan yaitu formula perhitungan safety stock dengan melakukan penambahan pembukaan stok terhadap stok kedatangan minus konsumsi produksi menghasilkan stok akhir, kemudian adanya perbandingan stok akhir dengan rata-rata konsumsi harian selama satu bulan minus waktu tunggu dilipatkan dengan rata rata konsumsi yang menghasilkan kebutuhan konsumsi untuk produksi perusahaan, kemudian Stok akhir minus kebutuhan konsumsi selama satu periode menghasilkan batas minimum persediaan bahan baku. Dengan rincian hasilnya sebagai berikut: Untuk persediaan minimum bahan baku pulp berjenis sappi saiccor berjumlah 879 ton, kemudian untuk persediaan minimum bahan baku pulp berjenis cloquet sebesar 946 ton, kemudian persediaan minimum untuk bahan baku pulp berjenis ngodwana sebesar 1140 ton, sedangkan untuk persediaan minimum bahan baku pulp berjenis sodra berjumlah 390 ton dan persediaan minimum stok untuk bahan baku pulp berjenis fibernier sebesar 349 ton, sehingga mendapatkan total jumlah minimum bahan baku pulp untuk semua jenis sebesar 3368 ton dan total kapasitas gudang RPA 1 sebesar 5000. 2. Adapun Fakto-faktor penentu dalam penentuan batas bawah persediaan bahan baku pulp diantaranya yaitu waktu pengiriman dari supplier hingga ke lokasi perusahaan kemudian jumlah produksi yang di lakukan oleh perusahaan dan jumlah pengiriman bahan baku didalam setu kiriman, kemudian, hal-hal yang menjadi faktor-faktor penentu lainnya adalah adanya perencanaan konsumsi bahan baku serta perencanaan persediaan bahan V-2 baku, dan juga konsumsi bahan baku untuk kebutuhan produksi perusahaan dan juga bahan baku yang sesuai standar tanpa ada kerusakan dan kecacatan didalamnya, setelah itu adanya pemahaman tentang bagaimana meramalkan persediaan bahan baku untuk produksi serta pemahaman akan permintaan konsumsi bahan baku dari bagian produksi dan juga adanya komunikasi yang baik antara planner dan bagian gudang serta bagian produksi, serta hal-hal yang juga menjadi faktor penentuan batas bawah persediaan adalah jumlah kapasitas gudang yang menjadi tempat penyimpanan bahan baku tersebut dan juga tataletak penempatan bahan baku yang aman serta terhindar dari hal-hal yang dapat menurunkan kualitas bahan baku serta kebersihan dan keamanan gudang sehingga bahan baku tetap aman didalam gudang penyimpanan. 3. Penentukan presentase batas maksimum bahan baku menggunakan formula perhitungan dengan membandingkan antara batas bawah persediaan bahan baku perjenis terhadap total batas bawah persediaan lalu sehingga didapatkan hasil presentase batas bawah. Dengan rincian hasil sebagai berikut: untuk bahan baku jenis Sappi saiccor didapatkan presentase sebesar 26%, untuk jenis Cloquet didapatkan 28%, kemudian untuk jenis bahan baku Ngodwana 32.7%, sedangkan untuk bahan baku pulp berjenis Sodra 11.5%, dan bahan baku pulp berjenis Fibernier didapatkan 10.3%, presentase tersebut didapatkan dari jumlah total batas bawah persediaan bahan baku pulp atau 67% dari total kapasitas gudang. Kemudian untuk perhitungan presentase batas maksimum persediaan bahan baku dengan perbandingan antara stok maksimum perjenis terhadap total kapasitas gudang yang menghasilkan presentase batas maksimum. Berdasarkan hal tersebut dapat di uraikan hasil presentase batas maksimum persediaan bahan baku pulp pada gudang RPA 1 sebagai berikut: untuk bahan baku pulp berjenis Sappi saiccor 24%, sedangkan untuk bahan baku pulp berjenis Cloquet 25% kemudian untuk bahan baku pulp berjenis Ngodwana didapatkan 28%, kemudian untuk bahan baku pulp berjenis Sodra 14% dan untuk bahan baku pulp berjenis Fibernier didapatkan 13%, V-3 presentase diatas didapatkan dari total kapasitas gudang RPA 1 sebanyak 5000 ton. 6.2 Saran Dengan mempertimbangkan usulan kami, PT South Pacific Viscose diharapkan mengetahui batas bawah persediaan bahan baku pulp serta presentase batas bawah dan batas maksimum persediaan bahan baku agar perusahaan mendapatkan efisiensi serta efektivitas dalam perencanaan bahan baku pulp

Item Type: Experiment
Subjects: H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor
H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management
Depositing User: Unnamed user with email [email protected]
Date Deposited: 15 Jun 2022 07:38
Last Modified: 15 Jun 2022 07:38
URI: http://eprint.ulbi.ac.id/id/eprint/1086

Actions (login required)

View Item View Item